buterflay

buterflay

Sabtu, 09 Mei 2015

HADITS : URGENSI KESEHATAN



URGENSI KESEHATAN
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Hadits
Dosen Pengampu: Drs. Ikhrom, M.Ag
http://4.bp.blogspot.com/_YPf7cOpQEV0/SENtdPrCRNI/AAAAAAAAAEg/fCHkhjx5QEc/s320/oy25.jpg

Disusun oleh:

Eka Yuli  Indra Pratiwi            (123311046)   

FAKULTAS TARBIYAH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2013

URGENSI KESEHATAN
      I.            PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan anugerah Allah yang harus kita syukuri karena dengan sehat kita dapat beraktifitas dengan baik  tanpa ada suatu kesulitan dan hambatan yang dapat menghalangi aktifitas kita.dan  kita harus menggunakan kesehatan yang diberikan Allah  itu dengan sebaik-baiknya sebelum datang sakit kita kelak. karena Nabi telah menerangkan dalam sebuah hadits yaitu “gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu”. Dengan hadits ini berarti kita sudah diberi peringatan oleh Nabi agar kita bersyukur atas kesehatan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Kesehatan sangat penting bagi kita, oleh karena itu kita perlu merawat dan menjaga anggota badan agar tetap sehat.
 Dalam makalah ini saya akan mencoba membahas mengenai hadits tentang mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukmi yang lemah dan hadits tentang perintah bersikat gigi.

   II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana penjelasan hadits tentang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah?
B.     Bagaimana penjelasan hadits tentang perintah bersikat gigi?

III.            PEMBAHASAN
A.    Hadits tentang mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukmin yang lemah
1.      Hadits dan artinya

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ
 بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Idris dari Rabi'ah bin 'Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.'"(HR.Muslim)[1]
2.      Batasan sanad, matan dan rawi
Dari hadits diatas, dapat diketahui sanad, matan dan rowinya.
Sanadnya adalah:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ
 بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Sedangkan matannya:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Dan untuk rowinya adalah: (HR. Muslim)
3.      Analisis hadits
Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT  lebih menyukai  mukmin yang kuat (rohani dan jasmaninya) daripada mukmin yang lemah. Maksud dari kuat rohani yaitu sabar dalam menerima cobaan dan takdir Allah yang sudah ditetapkan kepada kita. Contohnya apabila kita mendapatkan suatu musibah atau kehilangan sesuatu maka jangan kita sesali terlalu berlebihan, karena sesungguhnya harta dan benda semua itu adalah titipan Allah semata. Dan kuat jasmani adalah kita harus giat dalam bekerja yang sudah menjadi profesi kita tidak boleh loyo dalam bekerja sehari-hari. Dan kita tidak boleh berandai-andai dalam masalah duniawi, karena akan memberikan celah kepada setan sehingga pikiran kita akan semakin tidak percaya kepada qodho dan qodar Allah.
4.      Hadis penguat
حَدَّثَنَا عَارِمٌ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُبَارَكٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ رَبِيعَةَ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَقَدْ سَمِعْتُهُ مِنْ رَبِيعَةَ فَلَمْ أُنْكِرْ قَالَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ أَوْ أَفْضَلُ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَكُلٌّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَلَا تَعْجِزْ فَإِنْ غَلَبَكَ أَمْرٌ فَقُلْ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ صَنَعَ وَإِيَّاكَ وَاللَّوَّ فَإِنَّ اللَّوَّ يُفْتَحُ مِنْ الشَّيْطَانِ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami 'Arim berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mubarak berkata; telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin 'Ajlan dari Rabi'ah dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, -berkata; aku mendengarnya dari Rabi'ah dan aku tidak mengingkari, - beliau bersabda: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih utama serta lebih dicintai oleh Allah 'azza wajalla dari pada mukmin yang lemah. Dan setiap masing-masing darinya terdapat kebaikan, bersungguh-sungguhlah terhadap apa saja yang memberikan manfaat kepadamu dan janganlah kamu lemah, apabila kamu tertimpa suatu masalah maka katakanlah; 'Allah telah mentaqdirkannya dan apa yang telah dikehendaki-Nya pasti terlaksana' dan janganlah kalian mengatakan; 'kalau seandainya', karena sesungguhnya ucapan 'kalau seandainya' membuka peluang bagi setan."(HR. Ahmad)[2]
B.     Hadits tentang perintah bersikat gigi
1.      Hadits dan artinya
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاتِكَةِ عَنْ عَلِيِّ
بْنِ يَزِيدَ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَوَّكُوا فَإِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ مَا جَاءَنِي جِبْرِيلُ إِلَّا أَوْصَانِي بِالسِّوَاكِ حَتَّى لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يُفْرَضَ عَلَيَّ وَعَلَى أُمَّتِي وَلَوْلَا أَنِّي أَخَافُ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُهُ لَهُمْ وَإِنِّي لَأَسْتَاكُ حَتَّى لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ أُحْفِيَ مَقَادِمَ فَمِي
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Syu'aib berkata, telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu 'Atikah dari Ali bin Yazid dari Al Qasim dari Abu Umamah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian bersiwak, sesungguhnya siwak dapat membersihkan mulut dan menjadikan Rabb ridla. Tidaklah Jibril datang kepadaku kecuali menasihatiku untuk bersiwak hingga aku takut jika hal itu diwajibkan atasku dan umatku. Sekiranya aku tidak khawatir memberatkan umatku sungguh akan aku wajibkan mereka untuk bersiwak. Dan aku selalu bersiwak hingga aku khawatir gigi depanku terkikis." (HR.Ibnu majah)[3]
2.      Batasan sanad, matan dan rowi
Dari hadits diatas dapat diketahui sanad, matan dan rowinya.
Sanadnya adalah:
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاتِكَةِ عَنْ عَلِيِّ
 بْنِ يَزِيدَ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
Sedang matannya adalah:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَوَّكُوا فَإِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ مَا جَاءَنِي جِبْرِيلُ إِلَّا أَوْصَانِي بِالسِّوَاكِ حَتَّى لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يُفْرَضَ عَلَيَّ وَعَلَى أُمَّتِي وَلَوْلَا أَنِّي أَخَافُ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُهُ لَهُمْ وَإِنِّي لَأَسْتَاكُ حَتَّى لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ أُحْفِيَ مَقَادِمَ فَمِي
Dan untuk rowinya adalah: (HR.Ibnu majah)
3.      Analisis hadits
Menurut beberapa ‘ulama, as-siwak mempunyai arti tiap-tiap benda yang dipergunakan untuk penyucian gigi (gosok gigi) oleh karena itu orang islam modern mengatakan as-siwak itu sikat gigi. Pada zaman dahulu sikat gigi dibuat dari batang kayu arok atau selvadora persica. Adapun rahasia ataupun hikmah diperintahkan kita bersugi  dalam tiap-tiap keadaan mendekatkan diri kepada Allah, adalah supaya kita berada dalam keadaan sempurna dan bersih untuk menyatakan kemulyaan ibadah. Bersugi itu adalah sunnah bukan wajib, dalam segala keadaan baik untuk sholat atau yang selainnya.
Adapun waktu-waktu yang dianjurkan untuk bersiwak yaitu: pertama diwaktu akan sholat, kedua diwaktu berwudhu, ketiga diwaktu akan membaca Al-Qur’an, keempat  diwaktu bangun tidur, kelima diwaktu telah berubah bau mulut karena (tidak makan dan tidak minum, makan-makan yang berbau, lama tidak berbicara dan banyak berbicara[4] . Tata cara bersiwak adalah dengan menggerakkan siwak diatas gigi dan gusi, dengan dimulai dari sisi kanan kearah kiri, dan memegang siwak dengan tagan kiri.
Mentakhsiskan bersugi dengan waktu sebelum tergelincir matahari bagi orang yang berpuasa, dengan hadits “ bau yang busuk dari orang yang berpuasa, lebih baik disisi Allah lebih baik daripada bau kasturi” adalah dengan mempertangkan dua maslahat yang tidak dapat dikumpulkan, karena bersugi itu merupakan suatu cara bersuci yang diperintahkan syara’ oleh Allah.
Adapun Keutamaan bersiwak ialah sebagai berikut:
1.      Keutamaan bersiwak ketika hendak solat wajib dan sunnah
2.      Bersiwak bisa menggunakan jari tangan, dan menggunakan ranting pohon adalah lebih baik ketimbang bahan lainnya.
3.      Disunnahkannya bersiwak dengan menggunakan alat yang mempunyai bau harum seperti batang kayu arok yang biasa digunakan.
4.      Fungsi bersiwak adalah untuk menghilangkan bau makanan dan biji-bijian yang tinggal menyumpal diantara gigi, terutama saat ingin menghadap Allah.
5.      Hikmah disyariatkannya bersiwak: “menghilangkan bau yang tidak sedap, yang tidak disukai pada mulut” kebiasaan bersih dan suci sebaiknya dilakukan setiap saat, lebih-lebih ketika bertemu dengan orang lain untuk menjaga kesopanan umum atau masyarakat.
6.      Oleh Nabi SAW ditekankan, bahwa orang yang solat disamping harus ikhlas juga harus bersih fisiknya termasuk giginya.
7.      Karena tujuan bersiwak adalah untuk membersihkan gigi maka dapat diganti dengan alat lain seperti sikat gigi dan sejenisnya, yang fungsinya sama tapi hasilnya lebih efektif.[5]

4.      Hadits penguat
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ
بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ عَطَاءٍ مَوْلَى أُمِّ صُبَيَّةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
 صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
وَلَأَخَّرْتُ الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ إِذَا مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَوَّلُ هَبَطَ اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ
 الدُّنْيَا فَلَمْ يَزَلْ هُنَالِكَ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ يَقُولُ قَائِلٌ أَلَا سَائِلٌ يُعْطَى أَلَا دَاعٍ يُجَابُ أَلَا سَقِيمٌ
 يَسْتَشْفِي فَيُشْفَى أَلَا مُذْنِبٌ يَسْتَغْفِرُ فَيُغْفَرَ لَهُ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ ابْنِ
 إِسْحَقَ حَدَّثَنِي عَمِّي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَسَارٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
 اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ
 حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Ibnu Ishaq telah menceritakan kepadaku Sa'id? bin Abu Sa'id Al Maqburi dari 'Atha` mantan budak Ummu Shubayyah, dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak memberatkan umatku niscaya akan aku memerintahkan mereka untuk bersiwak (gosok gigi) setiap kali akan melakukan shalat, dan aku akan menunda shalat Isya hingga sepertiga malam. Sesungguhnya apabila telah berlalu sepertiga malam pertama, Allah turun ke langit dunia dan akan tetap berada di sana hingga terbit fajar. Lalu seorang penyeru (Allah) berkata, 'Adakah orang yang memohon sehingga ia diberi? Adakah orang yang berdoa sehingga dikabulkan doanya? Adakah orang sakit yang memohon kesembuhan hingga ia disembuhkan? Adakah orang yang berbuat dosa dan meminta ampun hingga ia diampuni?" Telah mengabarkan kepada kami Muhammad telah menceritakan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Abu Ishaq telah menceritakan kepadaku pamanku Abdurrahman bin Yasar dari 'Ubaidullah bin Abu Rafi' mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dari Ayahnya dari Ali bin Abu Thalib dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits Abu Hurairah."(HR.Darimi)[6]
Allah swt Berfirman:
* ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä (#räè{ ö/ä3tGt^ƒÎ yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur
 (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÌÊÈ  
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(Qs.Al-A`raaf:31)
Selain itu juga perlu menjaga tubuh kita dari barang yang dapat merusak organ dalam tubuh kita,misalnya yang sering kita jumpai misalnya rokok. Ciri khas seorang muslim yaitu selalu menjaga kebersihan badan dan pakaiannya. Berpenampilan baik dan menarik, namun tidak berlebih-lebihan. badannya sehat karena  taat dan selalu shalat gerakan shalat mengandung(riyadhah) olahraga.

IV.            KESIMPULAN

Bahwasannya Allah SWT  lebih menyukai terhadap mukmin yang kuat (rohani dan jasadnya) daripada mukmin yang lemah. Maksud dari kuat rohani yaitu sabar dalam menerima cobaan dan takdir Allah yang sudah ditetapkan kepada kita.
Kesunahan-kesunahan yang mencakup fitrah manusia ada lima macam yaitu khitan, mencukur bulu disekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan menggunting kumis.
Adapun keutamaan bersiwak ialah sebagai berikut  menghilangkan bau makanan dan biji-bijian yang tinggal menyumpal diantara gigi, menghilangkan bau yang tidak sedap, yang tidak disukai pada mulut. Bersiwak bisa diganti dengan alat lain seperti sikat gigi dan sejenisnya, yang fungsinya sama tapi hasilnya lebih efektif    

   V.            PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya, saya sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun, sekian dari saya kurang lebihnya kami mohon maaf dan saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.




DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman bin Bahram bin Abdush Shamad,sunan Ad-Darim,kitab 9 imam.
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal,Musnad Ahmad,kitab 9 imam.
Ash-shidiqy,Teungku Muhammad Hasby,mutiara Hadits,Semarang:Rizki Putra,2007.
Muslim bin All-Hajj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Naisaburi,sahih muslim,kitab 9 imam.
Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwaini,sunan Ibnu majah,kitab 9 imam.
Yusuf ,Ahmad Muhammad, Ensiklopedi tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits jilid5, Jakarta:
Widya Cahaya,2009.


[1] Muslim bin All-Hajj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Naisaburi,sahih muslim,kitab 9 imam,4816
[2] Ahmad bin Muhammad bin Hanbal,Musnad Ahmad,kitab 9 imam,8473
[3] Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwaini,sunan Ibnu majah,kitab 9 imam,76
[4] Teungku Muhammad Hasby ash-shiddiqy,mutiara Hadits,Semarang:Rizki Putra,2007.hlm:38-39
[5]Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits jilid5, (Jakarta: Widya Cahaya,2009), hlm,89
[6] Abdullah bin Abdurrahman bin Bahram bin Abdush Shamad,sunan Ad-Darim,kitab 9 imam. 1447

Tidak ada komentar:

Posting Komentar