URGENSI KESEHATAN
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Hadits
Dosen Pengampu: Drs. Ikhrom, M.Ag
Disusun oleh:
Eka Yuli Indra Pratiwi (123311046)
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2013
URGENSI KESEHATAN
I.
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan
anugerah Allah yang harus kita syukuri karena dengan sehat kita dapat beraktifitas
dengan baik tanpa ada suatu kesulitan
dan hambatan yang dapat menghalangi aktifitas kita.dan kita harus menggunakan kesehatan yang
diberikan Allah itu dengan sebaik-baiknya
sebelum datang sakit kita kelak. karena Nabi telah menerangkan dalam sebuah
hadits yaitu “gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu”. Dengan
hadits ini berarti kita sudah diberi peringatan oleh Nabi agar kita bersyukur
atas kesehatan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Kesehatan sangat
penting bagi kita, oleh karena itu kita perlu merawat dan menjaga anggota badan
agar tetap sehat.
Dalam makalah ini saya akan mencoba membahas mengenai hadits tentang mukmin yang kuat
lebih baik dari pada mukmi yang lemah dan hadits tentang perintah bersikat
gigi.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana penjelasan hadits tentang mukmin yang kuat
lebih baik daripada mukmin yang lemah?
B.
Bagaimana penjelasan hadits tentang perintah bersikat
gigi?
III.
PEMBAHASAN
A.
Hadits tentang mukmin yang kuat lebih baik dari pada
mukmin yang lemah
1.
Hadits dan artinya
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ
عَنْ رَبِيعَةَ
بْنِ عُثْمَانَ عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى
اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي
فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ
لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu
Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Idris dari Rabi'ah bin 'Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban
dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: 'Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada
masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa
yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan
janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan,
maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan
begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah; 'lni
sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya.
Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi
godaan syetan.'"(HR.Muslim)[1]
2.
Batasan sanad, matan dan rawi
Dari hadits
diatas, dapat diketahui sanad, matan dan rowinya.
Sanadnya
adalah:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ
عَنْ رَبِيعَةَ
بْنِ عُثْمَانَ عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Sedangkan matannya:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى
اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي
فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ
لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Dan untuk rowinya
adalah: (HR. Muslim)
3.
Analisis hadits
Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Allah
SWT lebih menyukai mukmin yang kuat (rohani dan jasmaninya)
daripada mukmin yang lemah. Maksud dari kuat rohani yaitu sabar
dalam menerima cobaan dan takdir Allah yang sudah ditetapkan kepada kita.
Contohnya apabila kita mendapatkan suatu musibah atau kehilangan sesuatu maka jangan
kita sesali terlalu berlebihan, karena sesungguhnya harta dan benda semua itu
adalah titipan Allah semata. Dan kuat jasmani adalah kita harus giat dalam
bekerja yang sudah menjadi profesi kita tidak boleh loyo dalam bekerja
sehari-hari. Dan kita tidak boleh berandai-andai dalam masalah duniawi, karena
akan memberikan celah kepada setan sehingga pikiran kita akan semakin tidak
percaya kepada qodho dan qodar Allah.
4.
Hadis penguat
حَدَّثَنَا عَارِمٌ قَالَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُبَارَكٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ رَبِيعَةَ
عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ وَقَدْ سَمِعْتُهُ مِنْ رَبِيعَةَ فَلَمْ أُنْكِرْ قَالَ الْمُؤْمِنُ
الْقَوِيُّ خَيْرٌ أَوْ أَفْضَلُ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيفِ وَكُلٌّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَلَا تَعْجِزْ فَإِنْ غَلَبَكَ
أَمْرٌ فَقُلْ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ صَنَعَ وَإِيَّاكَ وَاللَّوَّ فَإِنَّ اللَّوَّ
يُفْتَحُ مِنْ الشَّيْطَانِ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami 'Arim berkata;
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mubarak berkata; telah mengabarkan
kepadaku Muhammad bin 'Ajlan dari Rabi'ah dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, -berkata; aku mendengarnya dari Rabi'ah dan
aku tidak mengingkari, - beliau bersabda: "Seorang mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih utama serta lebih dicintai oleh Allah 'azza wajalla dari pada
mukmin yang lemah. Dan setiap masing-masing darinya terdapat kebaikan, bersungguh-sungguhlah
terhadap apa saja yang memberikan manfaat kepadamu dan janganlah kamu lemah,
apabila kamu tertimpa suatu masalah maka katakanlah; 'Allah telah
mentaqdirkannya dan apa yang telah dikehendaki-Nya pasti terlaksana' dan
janganlah kalian mengatakan; 'kalau seandainya', karena sesungguhnya ucapan
'kalau seandainya' membuka peluang bagi setan."(HR. Ahmad)[2]
B.
Hadits tentang perintah bersikat gigi
1.
Hadits dan artinya
حَدَّثَنَا هِشَامُ
بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي
الْعَاتِكَةِ عَنْ عَلِيِّ
بْنِ يَزِيدَ عَنْ
الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَوَّكُوا فَإِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ
لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ مَا جَاءَنِي جِبْرِيلُ إِلَّا أَوْصَانِي بِالسِّوَاكِ
حَتَّى لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يُفْرَضَ عَلَيَّ وَعَلَى أُمَّتِي وَلَوْلَا أَنِّي أَخَافُ
أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُهُ لَهُمْ وَإِنِّي لَأَسْتَاكُ حَتَّى لَقَدْ
خَشِيتُ أَنْ أُحْفِيَ مَقَادِمَ فَمِي
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar
berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Syu'aib berkata, telah
menceritakan kepada kami Utsman bin Abu 'Atikah dari Ali bin Yazid dari Al
Qasim dari Abu Umamah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah kalian bersiwak, sesungguhnya siwak dapat membersihkan mulut
dan menjadikan Rabb ridla. Tidaklah Jibril datang kepadaku kecuali menasihatiku
untuk bersiwak hingga aku takut jika hal itu diwajibkan atasku dan umatku.
Sekiranya aku tidak khawatir memberatkan umatku sungguh akan aku wajibkan
mereka untuk bersiwak. Dan aku selalu bersiwak hingga aku khawatir gigi depanku
terkikis." (HR.Ibnu majah)[3]
2.
Batasan sanad, matan dan rowi
Dari hadits diatas dapat diketahui sanad, matan dan
rowinya.
Sanadnya adalah:
حَدَّثَنَا هِشَامُ
بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي
الْعَاتِكَةِ عَنْ عَلِيِّ
بْنِ يَزِيدَ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
Sedang matannya adalah:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَوَّكُوا فَإِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ
لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ مَا جَاءَنِي جِبْرِيلُ إِلَّا أَوْصَانِي بِالسِّوَاكِ
حَتَّى لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يُفْرَضَ عَلَيَّ وَعَلَى أُمَّتِي وَلَوْلَا أَنِّي أَخَافُ
أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُهُ لَهُمْ وَإِنِّي لَأَسْتَاكُ حَتَّى لَقَدْ
خَشِيتُ أَنْ أُحْفِيَ مَقَادِمَ فَمِي
Dan untuk rowinya adalah: (HR.Ibnu majah)
3.
Analisis hadits
Menurut beberapa ‘ulama, as-siwak
mempunyai arti tiap-tiap benda yang dipergunakan untuk penyucian gigi (gosok
gigi) oleh karena itu orang islam modern mengatakan as-siwak itu sikat
gigi. Pada zaman dahulu sikat gigi dibuat dari batang kayu arok atau selvadora
persica. Adapun rahasia ataupun hikmah diperintahkan kita bersugi dalam tiap-tiap keadaan mendekatkan diri
kepada Allah, adalah supaya kita berada dalam keadaan sempurna dan bersih untuk
menyatakan kemulyaan ibadah. Bersugi itu adalah sunnah bukan wajib, dalam
segala keadaan baik untuk sholat atau yang selainnya.
Adapun
waktu-waktu yang dianjurkan untuk bersiwak yaitu: pertama diwaktu akan
sholat, kedua diwaktu berwudhu, ketiga diwaktu akan membaca
Al-Qur’an, keempat diwaktu bangun
tidur, kelima diwaktu telah berubah bau mulut karena (tidak makan dan
tidak minum, makan-makan yang berbau, lama tidak berbicara dan banyak berbicara[4] .
Tata
cara bersiwak adalah dengan menggerakkan siwak diatas gigi dan gusi, dengan
dimulai dari sisi kanan kearah kiri, dan memegang siwak dengan tagan kiri.
Mentakhsiskan
bersugi dengan waktu sebelum tergelincir matahari bagi orang yang berpuasa,
dengan hadits “ bau yang busuk dari orang yang berpuasa, lebih baik disisi
Allah lebih baik daripada bau kasturi” adalah dengan mempertangkan dua maslahat
yang tidak dapat dikumpulkan, karena bersugi itu merupakan suatu cara bersuci
yang diperintahkan syara’ oleh Allah.
Adapun Keutamaan bersiwak ialah sebagai
berikut:
1. Keutamaan
bersiwak ketika hendak solat wajib dan sunnah
2. Bersiwak
bisa menggunakan jari tangan, dan menggunakan ranting pohon adalah lebih baik
ketimbang bahan lainnya.
3. Disunnahkannya
bersiwak dengan menggunakan alat yang mempunyai bau harum seperti batang kayu
arok yang biasa digunakan.
4. Fungsi
bersiwak adalah untuk menghilangkan bau makanan dan biji-bijian yang tinggal
menyumpal diantara gigi, terutama saat ingin menghadap Allah.
5. Hikmah
disyariatkannya bersiwak: “menghilangkan bau yang tidak sedap, yang tidak
disukai pada mulut” kebiasaan bersih dan suci sebaiknya dilakukan setiap saat, lebih-lebih
ketika bertemu dengan orang lain untuk menjaga kesopanan umum atau masyarakat.
6. Oleh
Nabi SAW ditekankan, bahwa orang yang solat disamping harus ikhlas juga harus
bersih fisiknya termasuk giginya.
7. Karena
tujuan bersiwak adalah untuk membersihkan gigi maka dapat diganti dengan alat
lain seperti sikat gigi dan sejenisnya, yang fungsinya sama tapi hasilnya lebih
efektif.[5]
4. Hadits penguat
أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ
ابْنِ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ
بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ عَطَاءٍ مَوْلَى أُمِّ
صُبَيَّةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
وَلَأَخَّرْتُ الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ
فَإِنَّهُ إِذَا مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَوَّلُ هَبَطَ اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا فَلَمْ يَزَلْ هُنَالِكَ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
يَقُولُ قَائِلٌ أَلَا سَائِلٌ يُعْطَى أَلَا دَاعٍ يُجَابُ أَلَا سَقِيمٌ
يَسْتَشْفِي فَيُشْفَى أَلَا مُذْنِبٌ يَسْتَغْفِرُ فَيُغْفَرَ
لَهُ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ ابْنِ
إِسْحَقَ حَدَّثَنِي عَمِّي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَسَارٍ
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ
أَبِي طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ
حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin
Yahya telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim telah menceritakan
kepada kami Ayahku dari Ibnu Ishaq telah menceritakan kepadaku Sa'id? bin Abu
Sa'id Al Maqburi dari 'Atha` mantan budak Ummu Shubayyah, dari Abu Hurairah ia
berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sekiranya tidak memberatkan umatku niscaya akan aku memerintahkan mereka
untuk bersiwak (gosok gigi) setiap kali akan melakukan shalat, dan aku akan
menunda shalat Isya hingga sepertiga malam. Sesungguhnya apabila telah berlalu
sepertiga malam pertama, Allah turun ke langit dunia dan akan tetap berada di
sana hingga terbit fajar. Lalu seorang penyeru (Allah) berkata, 'Adakah orang
yang memohon sehingga ia diberi? Adakah orang yang berdoa sehingga dikabulkan
doanya? Adakah orang sakit yang memohon kesembuhan hingga ia disembuhkan?
Adakah orang yang berbuat dosa dan meminta ampun hingga ia diampuni?"
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad telah menceritakan kepada kami Ya'qub
telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Abu Ishaq telah menceritakan kepadaku
pamanku Abdurrahman bin Yasar dari 'Ubaidullah bin Abu Rafi' mantan budak
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dari Ayahnya dari Ali bin Abu Thalib
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits Abu Hurairah."(HR.Darimi)[6]
Allah swt Berfirman:
*
ûÓÍ_t6»t
tPy#uä
(#räè{
ö/ä3tGt^Î
yZÏã
Èe@ä.
7Éfó¡tB
(#qè=à2ur
(#qç/uõ°$#ur
wur
(#þqèùÎô£è@
4
¼çm¯RÎ)
w
=Ïtä
tûüÏùÎô£ßJø9$#
ÇÌÊÈ
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(Qs.Al-A`raaf:31)
Selain itu juga perlu menjaga tubuh kita dari barang yang
dapat merusak organ dalam tubuh kita,misalnya yang sering kita jumpai misalnya
rokok. Ciri khas seorang muslim yaitu selalu menjaga kebersihan badan dan
pakaiannya. Berpenampilan baik dan menarik, namun tidak berlebih-lebihan.
badannya sehat karena taat dan selalu
shalat gerakan shalat mengandung(riyadhah) olahraga.
IV.
KESIMPULAN
Bahwasannya Allah
SWT lebih menyukai terhadap mukmin yang
kuat (rohani dan jasadnya) daripada mukmin yang lemah. Maksud
dari kuat rohani yaitu sabar dalam menerima cobaan dan takdir Allah yang sudah
ditetapkan kepada kita.
Kesunahan-kesunahan yang mencakup fitrah manusia ada
lima macam yaitu khitan, mencukur bulu disekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak,
memotong kuku dan menggunting kumis.
Adapun keutamaan bersiwak ialah sebagai berikut menghilangkan bau makanan dan biji-bijian
yang tinggal menyumpal diantara gigi, menghilangkan bau yang tidak sedap, yang
tidak disukai pada mulut. Bersiwak bisa diganti dengan alat
lain seperti sikat gigi dan sejenisnya, yang fungsinya sama tapi hasilnya lebih
efektif
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya, saya sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun, sekian dari saya kurang lebihnya kami mohon maaf dan saya ucapkan terima kasih atas
perhatiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman bin Bahram bin Abdush Shamad,sunan
Ad-Darim,kitab 9 imam.
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal,Musnad Ahmad,kitab 9
imam.
Ash-shidiqy,Teungku Muhammad Hasby,mutiara Hadits,Semarang:Rizki
Putra,2007.
Muslim bin All-Hajj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi
An-Naisaburi,sahih muslim,kitab 9 imam.
Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwaini,sunan Ibnu
majah,kitab 9 imam.
Yusuf ,Ahmad Muhammad, Ensiklopedi
tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits jilid5, Jakarta:
Widya
Cahaya,2009.
[1]
Muslim bin All-Hajj Abu Al-Hasan
Al-Qusyairi An-Naisaburi,sahih muslim,kitab 9 imam,4816
[2]
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal,Musnad
Ahmad,kitab 9 imam,8473
[3]
Muhammad bin Yazid bin Majah
al-Qazwaini,sunan Ibnu majah,kitab 9 imam,76
[4]
Teungku Muhammad Hasby
ash-shiddiqy,mutiara Hadits,Semarang:Rizki Putra,2007.hlm:38-39
[5]Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi
tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits jilid5, (Jakarta: Widya Cahaya,2009),
hlm,89
[6]
Abdullah bin Abdurrahman bin Bahram
bin Abdush Shamad,sunan Ad-Darim,kitab 9 imam. 1447
Tidak ada komentar:
Posting Komentar