INDONESIA “RINDU” PAHLAWAN MEREKA
Oleh : Eka Yuli Indra Pratiwi
Peringatan
hari pahlawan tanggal 10 november mendapat respon yang beraneka ragam dari
rakyat indonesia. Baik dari media masa cetak maupun elektronik tak henti-henti
orang mengucapkan “ selamat hari pahlawan”. Tanpa perjuangan pahlawan
pada masa penjajah belum tentu bangsa kita menjadi seperti sekarang. Bukan hal
yang berlebihan jika rakyat indonesia memberi penghargaan untuk para pejuang
bangsa.
Jika
ditanya kapan hari pahlawan itu ? mungkin hanya sebagian dari rakyat indonesia
yang mengetahuinya. tak heran jika peringatan hari pahlawan tidak semeriah
peringatan tahun baru yang semua orang baik dari kalangan muda, tua bahkan
anak-anak mengetahuinya. apa rakyat indonesi telah terlena akan kemerdekaan
yang didapatnya atau bahkan mereka sengaja acuh dengan hal semacam itu.
Ternyata
dibalik keacuhan itu mereka sebenarnya merindukan sosok pahlawan bagi bangsa
indonesia. Rakyat rindu pemimpin yang jujur, adil, bijaksana dan dapat
mengayomi rakyat. Rakyat lelah dengan janji palsu dan iming-iming kesejahteraan
yang hanya omong kosong dari para pemimpinnya. Mereka rindu sosok pahlawan
seperti masa penjajah yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan
bangsa.
Dari
realita yang ada pemimpin sekarang hanya mementingkan kesejahteraan mereka dan
keluarganya semata. Uang negara yang seharusnya menjadi milik rakyat kini
berubah menjadi milik pribadi. Seperti yang sekarang sedang hangat dibicarakan
adalah kasus Akil Mochtar ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang sekarang sudah di
non aktifkan dari jabatanya. Akil Mochtar ditetapkan
sebagai tersangka dalam dua kasus dugaan suap penanganan sengketa Pilkada di
MK. Pertama, kasus suap Pilkada Lebak, Banten, KPK menemukan uang Rp1 miliar
yang diduga sebagai uang suap untuk Akil, dan Pilkada Gunung Mas, Kalimantan
Tengah dengan menemukan uang suap senilai Rp 3
miliar. Rakyat hanya bisa melihat
dan menanggug malu atas perbuatannya yang mencoreng bangsa indonesia.
Merdeka tetapi belum merdeka
Memang benar bangsa ini telah merdeka dari penjajah namun
bangsa ini belum merdeka dari para koruptor-koruptor. Jika para pemimpin jujur
dan sadar bahwa mereka mengemban tangung jawab yang begitu besar terhadap
kepemimpinanya. bukankah indonesia disebut sebagai zamrud katulistiwa, Namun
mengapa indonesia tertinggal dari malaysia. Mungkin karna banyaknya korupsi dan
terbatasnya ruang gerak yang diberikan pemimpin kepada rakyat yang memiliki
potensi.
rakyat
ingin merdeka, merdeka dalam mengeluarkan pendapat, merdeka dihadapan hukum,
merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya. Di bulan november yang merupakan
bulan pahlawan besar harapan kami dari kalangan mahasiswa semoga bangsa kita
menjadi bangasa yang lebih baik dan menjadi negara yang maju.
Bangsa
yang merdeka adalah bangsa yang meghargai pahlawanya dan yang mau meneruskan
perjuangan pahlawan mereka. Perjuangan yang dimaksud bukan berperang melawan
penjajah dengan senjata namun melawan penjajah kebodohan dan penjajah korupsi
dengan pengetahuan dan kejujuran .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar