buterflay

buterflay

Sabtu, 12 Oktober 2013

teknik penulisan artikel jurnal ilmiah



MAKALAH
TEKNIK PENULISAN ARTIKEL
 JURNAL ILMIAH

Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Karya Tulis Ilmiah
yang diampu oleh: M. Rikza Chamami, MSI
 


 

Eka Yuli Indra Pratiwi
NIM. 123311046
Ina Retno Ariani
NIM. 123411001

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2013

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH
I.                   PENDAHULUAN
Adagium banyak jalan menuju roma mungkin maknanya tak perlu lagi diperdebatkan. Namun Adagium “banyak jalan menuju Jurnal” itu perlu dijelaskan.  Akademisi seperti mahasiswa, guru, dosen, maupun ilmuwan dituntut untuk akrab dengan dunia tulis-menulis. Sebab, setiap hasil pemikiran dan hasil penelitian diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Hal itu bertujuan agar masyarakat luas bisa merasakan buah pikiran penulis.
Kita juga tentu sudah mengenal artikel. Pada dasarnya kita semua bisa menulis artikel. Hal itu karena teknik penulisan artikel pada umumnya tidaklah sukar. Cukup bermodalkan kemampuan mengkonversi gagasan ke tulisan sesuai latar belakang, keahlian dan keilmuan, maka seseorang sudah bisa memperoleh kredibilitas dalam menulis artikel. artikel saja dengan artikel jurnal ilmiah berbeda, menulis artikel jurnal ilmiah berbeda dengan menulis di media cetak yang populer, seperti Koran atau majalah. Perbedaan ini berkaitan dengan gaya dan sistematika penulisan.“apa sebenarnya yang harus kita lakukan ketika akan memulai menulis artikel jurnal ilmiah?Pengertian artikel jurnal ilmiah
Kata artikel jurnal ilmiah didefinisikan sebagai suatu karangan faktual tentang suatu masalah secara lengkap, untuk dimuat di jurnal ilmiah (bukan majalah, Koran, dan tabloid) dan mentaati gaya selingkung jurnal ilmiah dengan tujuan untuk menyampaikan gejala dan fakta, dengan metode mengkaji fakta, objek atau gejala secara objektif. 
Di perguruan tinggi, kita tentu sudah mengenal jurnal. Artikel ilmiah di dalamnya bukanlah sejenis artikel yang biasa kita buat. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah biasanya disusun dari laporan penelitian, laporan percobaan, laporan penemuan atau laporan perenungan akademik seorang peneliti. Bahasa yang digunakan dalam artikel ilmiah tentu harus ilmiah, tak sama dengan bahasa dalam artikel umum. Dan artikel ilmiah yang hendak dimuat dalam jurnal terakreditasi harus benar-benar kita pahami sebagai tulisan khusus.
Kriteria tulisan untuk artikel ilmiah ialah yang memiliki orisinalitas, menarik, dan up to date. Maksudnya, artikel ilmiah tersebut haruslah menarik minat pembaca, tema atau topik pembicaraan belum pernah dibuat atau dipublikasikan sebelumnya, dan fenomena yang diangkat pun harus yang terbaru. Dalam menulis artikel jurnal ilmiah, kita juga harus memperhatikan sistematika penyusunannya yang tepat. Maka dari itu, kami akan membahas tentang “Teknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah” dalam makalah sederhana ini.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian Artikel Jurnal Ilmiah ?
B.     Apa tujuan penulisan Artikel Jurnal Ilmiah?
C.     Apa ruang lingkup Artikel Jurnal Ilmiah?
D.    Apa langkah penyusunan Artikel Jurnal Ilmiah?
E.     Bagaimana contoh Artikel Jurnal Ilmiah?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Artikel Jurnal Ilmiah
Artikel jurnal ilmiah termasuk  tulisan ilmiah populer. Disebut tulisan ilmiah populer karena tema yang dibahas adalah masalah aktual dan disajikan dalam bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca. Tulisan ilmiah populer yang umumnya dimuat di surat kabar dan majalah adalah ulasan atau kajian terhadap suatu persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Dalam bidang pendidikan misalnya persoalan-persoalan yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, pemerataan pendidikan, wajib belajar, kurikulum, undang-undang sistem pendidikan nasional, dan disipilin serta suasana belajar.
Tulisan ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian bisa dibuat lebih lengkap daripada yang dimuat dalam surat kabar dan majalah umum. Hal itu karena para pembacanya adalah masyarakat tertentu yang berkepentingan dengan tulisan tersebut, seperti ilmuwan, peneliti, penentu kebijakan, dan para cendekiawan. Makalah ilmiah yang lengkap dan hasil penelitian yang telah dirangkum dapat dimuat langsung dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian[1]
jurnal ialah salah satu bentuk media massa cetak yang khusus memuat artikel ilmiah suatu bidang ilmu.[2] Jurnal biasanya diterbitkan untuk kalangan akademik dan berkala (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas). Berbeda dengan majalah umum, jurnal dikelola secara khas dalam manajemen keredaksiannya.
Di IAIN Walisongo Semarang sendiri beredar jurnal seperti Wahana Akademika, Jurnal Nadwa, dan lain-lain. Jurnal yang ada memuat artikel-artikel ilmiah karya dosen tentang gagasan-gagasan mereka seputar pendidikan atau hasil penelitian, dan sebagainya.
Sedangkan artikel merupakan karya tulis yang bersifat pandangan (views) dari penulisnya. Ada beberapa definisi artikel diantaranya:
1.       Menurut Haris Sumadiria, artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan memberitahu (informatif) dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).[3]
2.       Menurut hakim artikel sebenarnya merupakan karya tulis yang bersifat umum dan luas, biasanya merupakan opini bahkan juga berupa berita.
3.       Menurut Zaenuddin artikel adallah bentuk karangan bebas yang mengangkat berbagai macam tema terutama yang menyangkut masalah sosial dan kemanusiaan. [4]
Berdasarkan beberapa uraian di atas,  dapat disimpulkan bahwa definisi artikel jurnal ilmiah ialah tulisan atau karya tulis yang merupakan hasil pemikiran atau hasil penelitian yang berisi informasi faktual dan menarik pembaca yang dimuat dalam media massa cetak khusus (jurnal).
B.     Tujuan penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Tujuan utama penulisan artikel jurnal ilmiah adalah untuk menciptakan kompetensi menulis di kalangan pendidik. Sebab, mental para dosen kita enggan menulis dan melakukan penelitian, walaupun perguruan tingginya sudah menyiapkan dana[5]
Dalam konteks dunia pendidikan, membuat artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah merupakan salah satu subunsur pengembangan profesi yang mempunyai nilai kredit besar dan menentukan kenaikan jabatan fungsional pendidik. Jadi, tujuan penulisan artikel ilmiah selain untuk menawarkan pemecahan masalah atau memaparkan hasil penelitian, berguna pula untuk memperoleh angka kredit sebagai syarat naik jabatan.
Artikel amat menonjolkan tujuan Eksposisinya, yakni dalam rangka menerangkan, menjelaskan atau memberitahukan pembacanya akan sesuatu hal.[6]

C.    Ruang lingkup Artikel Jurnal Ilmiah
1.        Gaya Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Artikel ilmiah memumpun pada gaya penulisan keilmuan. Bahasa yang digunakan untuk penulisan artikel ilmiah memiliki aturan sendiri. Dalam menulis artikel ilmiah kita harus menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat yang dalam kaitan ini kita merujuk pada:
a.        Kelengkapan unsur kalimat, terdiri dari subjek, predikat, dan objek.
b.      Pararelisme, artinya kalimat itu harus selaras.
c.        Menghindari ambiguitas, karena akan membingungkan pembaca.
d.      Menghindari bahasa kiasan
e.       Menghindari kalimat yang terlalu kompleks, agar kalimat bermakna lugas.
f.       Menghindari kalimat penunjuk diri.
g.      Menyusun paragraf yang memiliki kepaduan (kohesi) yaitu seluruh kalimat dalam alinea hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu masalah. Selain itu alinea juga harus memiliki kepaduan (koheren) yaitu aliran kalimat satu dan lainnya berjalan lancar, gunakan kata ganti, kata sambung, dan frase penghubung
h.      Dalam penulisan artikel ilmiah, masalah ejaan harus diperhatikan sungguh-sungguh.[7]
Dari ciri-ciri yang diutarakan di atas, maka kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa penulisan artikel jurnal ilmiah itu tak boleh sembarangan, karena ada aturan yang harus dipatuhi kaidahnya.
2.      Komponen Artikel Jurnal Ilmiah
Komponen utamanya adalah judul, nama penulis, abstrak, bodi, simpulan, dan daftar pustaka.[8]
Menyesuaikan diri dengan pedoman penulisan suatu jurnal berarti kita sedang melakukan strategi pembingkaian. Strategi tersebut digunakan untuk mengkonstruksi suatu fakta, realitas, atau peristiwa yang berdasarkan ideologi, persepsi, abstraksi, dan kategorisasinya. Strategi pembingkaian itu dilakukan penulis artikel ilmiah untuk bisa menembus jurnal terakreditasi.
Penulis artikel ilmiah menekankan pada tiga titik fokus untuk menonjolkan fakta atau objek penelitiannya, yaitu pertama, perumusan masalah harus memberikan fokus pada objek material penelitian berdasarkan jenis-jenis pertanyaan ilmiah yang menjadi pilihan si penulis artikel ilmiah. Kedua,  mengevaluasi nilai-nilai moral atau penilaian atas perumusan masalah. Ketiga, penggarisbawahan solusi dengan tujuan mengatasi masalah. Dalam struktur artikel ilmiah, ketiga titik pembingkai ini dapat dimunculkan melalui komponen-komponen artikel ilmiah sebagai berikut.
a)      Judul
Judul tak lain adalah “ gelar” , “panggilan”, “sebutan”, “kepala kerangka”, “kop”, atau “title”. Kendati demikian beberapa judul sangat penting. Berdasarkan judul,  pembaca jurnal dapat mengetahui secara cepat ruang lingkup kajian, objek formal, objekmaterial, dan bahkan masalah penulisan. Oleh karena itu, judul harus dibatasi dengan ruang lingkup objek material penelitian. Tidak ada keharusan kapan judul harus ditulis, artinya kita boleh saja judul ditulis setelah artikelilmiyah selesai ditulis. Tampilkan hasilpenelitian kita pada judul agar menarik dan terkesan provokatif.[9]
Judul harus mengembangkan penelitian yang dilakukan. Selain itu, variabel penelitian dan hubungan antar variabel serta informasi  yang dianggap penting juga harus dimunculkan dalam judil yang biasa tidak lebih dari 14 kata.[10]
b)     Nama Penulis
Di dalam artikel ilmiah, untuk menghindari senioritas dan wibawa penulisnya, maka pencantuman nama penulis artikel ilmiah hendaknya tanpa disertai gelar akademik. Nama penulis artikel ilmiah hanya disertai lembaga tempatnya bekerja, yang tujuan utamnya adalah keperluan korespondensi. Jika penulis berjumlah lebih dari seorang, maka cantumkanlah semua nama lengkapnya. Di bawah nama lembaga dapat pula dicantumkan e-mail lembaga tersebut.
Nama penulis artikel ilmiah dan lembaganya boleh dicantumkan di bawah judul artikel atau nama lembaganya juga bisa dicantumkan sebagai catatan kaki, tergantung pada pedoman penulisan jurnalnya. Bahkan, tidak ada larangan mencantumkan data pribadi singkat penulis pada bagian akhir artikel, asalkan tak menyebutkan hal-hal yang kurang perlu sehubungan dengan penulisan artikel ilmiah, misalnya menyebutkan bahwa si penulis adalah funsionaris partai politik, anggota DPR, atau pengusaha minyak[11]
c)      Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak merupakan intisari isi artikel yang menginformasikan latar belakang, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Abstrak berbeda dengan “abstraksi”, walaupun terkadang orang masih banyak yang menggunakan istilah “abstraksi”. Makna “abstraksi” ialah proses yang ditempuh pikiran untuk sampai pada konsep yang bersifat universal.
Abstrak dalam artikel ilmiah harusnya disertai dengan kata-kata kunci, yaitu istilah-istilah yang mewakili konse-konsep dasar yang terkait dengan ranah permasalahan yang dibahas dalam artikel ilmiah. Abstrak yang disusun dalam 250 kata dalam satu paragraph hendaknya ditulis dalam bahasa Inggris., karena ditujukan untuk lembaga abstrak. Lembaga inilah yang diharapkan bertugas menyebarluaskan abstrak kita melalui internet.[12]
d)     Bodi
Tubuh artikel ilmiah tersusun dari:
1.       Pendahuluan.
Tidak sama dengan tinjauan pustaka dan tidak sama dengan manfaat penelitian. Bagian ini menguraikan permasalahan sehubungan dengan penelitian dan sekaligus menyajikan parameter yang digunakan. Pendahuluan boleh saja menonjolkan aspek controversial agar menarik. Pendahuluan pada dasarnya merupakan argumentasi kita tentang suatu masalah yang “harus” diselesaikan. Oleh karena itu, pendahuluan selain bisa berupa kritik, bisa pula merupakan penjabaran lebih lanjut dari judul artikel ilmiah yang kita tulis.
2.      Materi Inti
Bagian ini biasanya diberi judul sendiri dan isinya bervariasi, namun pada umumnya berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, pendirian, atau sikap penulis terhadap masalah yang dibicarakan. Banyaknya sub bagian tidak ditentukan, tergantung kebutuhan penulis, asalkan dilakukan menurut sistematika yang runtut dan logis.
3.         Metode
Metode adalah petunjuk praktis suatu penelitian dilakukan. Pemaparan metode hendaknya ditulis dalam bentuk uraian.
4.      Hasil Penelitian
Hasil penelitian adalah uraian argumentatif berdasarkan teori –teori yang digunakan dalam rangka pengujian hipotesis, asumsi, atau pengkajian diterakan dalam perumusan masalah. Hasil penelitian disajikan di dalam bagian materi inti.
5.      Pembahasan Hasil Penelitian
Disajikan dalam bagian materi inti. Bagian ini penulis mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan menunjukkan bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh, lalu diinterpretasikan dengan struktur pengetahuan yang mapan, sehingga dapat dimunculkan teori atau paradigm baru.[13]
e)      Penutup, simpulan dan saran
Artikel ilmiah diakhiri dengan bagian penutup yang berupa simpulan. Ciri-ciri simpulan adalah abstraksi, implikasi, pernyataan umum, deduksi, dan interpretasi. Simpulan harus berisi jawaban atas hipotesis berdasarkan fakta, dirumuskan secara singkat, dan dinyatakan dengan tegas (tanpa membubuhi kata “mungkin”, “kiranya”, atau “tampaknya”). Selain itu, artikel ilmiah juga bisa mengajukan saran, asalkan bertautan dengan penelitian, logis dan shahih, dan ditujukan kepada orang, lembaga atau pihak yang berwenang melaksanakanya.[14]
f)       Daftar pustaka
Daftar referensi yang ditulis harus yang benar-benar menjadi bahan dalam artikel ilmiah. Penulisan buku, artikel jurnal, artikel jurnal dari internet, artikel surat kabar dari internet, dan artikel surat kabar tanpa nama penulis, langsung disusun berdasarkan abjad. Penyusunannya dilakukan dengan spasi rapat. 
D.    Langkah penyusunan Artikel Jurnal Ilmiyah
Setelah mengetahui ruang lingkup artikel jurnal ilmiah, kini kita berlanjut kepada bagaimana langkah penyusunan atau cara penulisan sebuah artikel. Seperti jenis tulisan-tulisan yang lainnya, artikel juga memiliki teknik atau cara sendiri dalam penyusunannya.
1.      Syarat Penulisan Artikel
a.       Teknikal, artinya seorang penulis artikel harus mampu mengoperasikan peralatan kerja. Seperti menggunakan mesin ketik, komputer, laptop, dan dapat mengirimkan lewat e-mail.
b.      Mental, artinya bahwa ketika kita menulis artikel, kita harus memiliki mental yang kuat, jiwa yang tegar, tekad yang bulat, kemauan yang kuat, tak bosan untuk terus belajar dengan sikap pantang menyerah.
c.       Senang membaca (Reading habit), artinya bahwa untuk menjadi penulis yang baik, kita harus menjadi pembaca yang baik pula.
d.      Intelektual, artinya bahwa seorang penulis artikel harus memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, cermat, bervisi akademis, sistematis serta analitis, dengan didukung oleh referensi yang relevan, aktual dan representatif.
e.       Sosiokultur, artinya bahwa seorang penulis penting melakukan kontak sosial dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan sosialnya, baik melalui komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung, sehingga mampu beradaptasi, supel dalam bergaul dan senantiasa memiliki respek sosial yang kuat dalam upaya menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan[15]
Teknik menulis artikel pada dasarnya sama dengan menulis berita, yaitu mengandung konsep 5W+1H. Tetapi karena artikel bersifat pandang ( views ), unsur-unsur yang terkandung pun merupakan pandangan dari penulisnya itu sendiri. Berikut ini tentang teknis menulis artikel yang bisa kita pelajari.[16]
2.      Tekhnik menulis artikel
a.      Teknik Menulis Judul
Judul dapat juga diartikan sebagai sebuah kepala atau head sebuah tulisan. Judul adalah salah satu unsur penting dalam sebuah karya tulis tak terkecuali pada artikel. Jika suatu judul terlihat menarik, tentu minat pembaca untuk membaca karya tersebut akan semakin tinggi.
Dalam membuat judul suatu artikel, kita haruslah dapat membuat judul yang dapat mewakili isi tulisan. Judul juga harus dalam bentuk singkat dan padat serta berbentuk kalimat aktif. Umumnya judul artikel berkisar antara satu hingga maksimal tujuh kata. Akan lebih baik jika judul artikel tersebut tidak terlalu pendek ataupun terlalu panjang. Untuk membuat judul artikel yang baik, sebagaimana halnya kita membuat judul untuk berita, yaitu : provokatif, singkat, relevan, fungsional, representatif, dan juga merujuk pada bahasa yang baku.[17]
b.      Teknik Menulis Intro
Setelah berhasil menuliskan sebuah judul yang menarik dan tidak terlalu panjang, kita berlanjut pada penulisan intro. Intro disini tidak lain adalah bagian dari tulisan kita yang memiliki peran hampir sama dengan judul. Ia harus berupa kalimat pembuka yang menarik sehingga pembaca akan semakin tertarik untuk membaca ke paragraf-paragraf berikutnya hingga selesai. Intro setidaknya dapat menggambarkan bagaimana isi artikel tersebut nantinya.
Pada umumnya, cara mudah untuk membuat intro adalah dengan memerhatikan tiga paragraf pertama, yaitu dengan kalimat yang ringkas, jelas, resmi, sederhana dan menarik. Intro harus singkat dan biasanya tidak lebih dari tiga paragraf.
Jika kita dapat membuat intro yang tepat, kita pun akan dengan mudah membuat pembaca mengerti akan tujuan dari isi tulisan kita. Tetapi perlu diingat, dalam menulis sebuah intro jangan terlalu panjang dan bertele-tele. Karena bukannya menarik minat pembaca, nantinya intro tersebut akan membuat pembaca kebosanan sebelum membaca isi dan yang lainnya.
Menurut Haris Sumadiria intro yang baik adalah intro yan memiliki karakteristik : atraktif, introduktif, korelatif dan kredibilitas. Itu berarti intro kita nantinya haruslah dapat atraktif atau menarik minat pembaca.[18] Cara terjitu dalam membuat intro yang menarik adalah kita dapat menyentuh sisi psikologis para pembaca.
Kemudian introduktif, introduktif sendiri memiliki makna bahwa sebuah intro haruslah berbentuk kalimat pernyataan yang  mampu menyajikan topik atau tema yang sedang dibahas dan telah terbatasi ruang lingkupnya dengan kata lain lebih spesifik atau khusus. Mengapa harus introduktif ? Karena nantinya intro kitalah yang mengantarkan pembaca untuk memahami pokok masalah yang kita paparkan.
Korelatif berarti intro kita haruslah memiliki korelasi atau keterkaitan dengan kalimat-kalimat maupun paragfraf-paragraf berikutnya. Jika intro kita tidak korelatif, apapun yang akan kita ungkapkan dalam tulisan kita tidak akan dapat dipahami karena isinya terlihat tak saling berkaitan serta menyambung satu sama lain. Maka dari itu korelatif pun sangat penting dalam mendukung menarik tidaknya artikel kita.
Ketika kita membaca sebuah tulisan, saat kita membaca intronya saja kita sudah dapat mengetahui kredibilitas atau tingkat kemampuan ataupun kemahiran seorang penulis. Ini dapat dilihat dari tata bahasa, pemilihan kata, serta pengungkapan ide dalam kalimat-kalimat yang penulis buat. Tingkat pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman si penulis pun akan terlihat sangat jelas disini. Janganlah ragu untuk terus mengasah kemampuan menulis kita sehingga nantinya kredibilitas kita akan baik dengan sendirinya.

c.       Teknik Menuliskan Isi
Jika diibaratkan  isi sebuah artikel merupakan tubuh dari artikel itu sendiri. Isi inilah yang akan dengan lengkap dan rinci menjelaskan serta memaparkan permasalahan atau tema yang sedang kita bahas. Isi biasanya dapat pula memberikan latar belakang persoalan yang kita bahas.
Secara teknis penulisan artikel pada umumnya ditulis antara 5-8 halaman kuarto berspasi ganda. Sedangkan artikel untuk jurnal ilmiah biasanya lebih panjang, yaitu antara 10-20 halaman kuarto berspasi ganda. Dari segi pembahasannya artikel ditulis lebih komprehensif dan mendalam daripada berita yang biasanya ditulis lempang. Untuk menulisnya seringkali membutuhkan referensi-referensi yang memadai sehingga dihasilkan tulisan artikel yang berkualitas.[19]
Pada pembuatan isi artikel, paling penting kita perhatikan adalah berkaitan dengan pesan yang kita sampaikan. Pesan harus rapi dan tertib. Pendekatan yang dapat membantu kita untuk meningkatkan kemampuan dalam penataan pesan, dalam teori komunikasi disebut sebagai organisasi pesan.
Selain itu, dalam menulis artikel jurnal ilmiah dibandingkan dengan artikel pada umumnya. Kita memiliki tingkat kesulitan yang lebih karena berbagai aspek seperti sumber atau rujukan yang kita gunakan serta banyaknya minimal halaman yang harus kita buat. Secara teknis menurut Haris Sumadiria paling tidak ada enam cara yang dapat kita lakukan jika kita mengalami kehabisan kata-kata adalah dengan cara sebagai berikut :
1.      Penjelasan
Secara sederhana penjelasan berarti membuat keterangan atau uraian terhadap suatu persoalan yang kita bahas. Dengan memberikan penjelasan makna kata, istilah dan gagasan yang dibahas akan terlihat dan dipahami secara lebih baik. Penjelasan dapat dilakukan dengan merujuk pada pendekatan, seperti pendekatan etimologis, filosofis, fungsi, struktur, bentuk, sifat dan tujuan, dan lain-lain.[20]
Pendekatan etimologis artinya dalam berbicara kepada pembaca, kita harusnya menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pembaca. Sedangakn pendekatan filosofi sendiri lebih focus ke bagaimana hakikat atau substansi dari masalah yang dibahas.
Pendekatan yang menguraikan suatu masalah dengan melihat pada nilai guna yang dikandung permasalahan tersebut adalah pendekatan fungsi. Pendekatan yang berguna untuk memetakan suatu masalah dari struktur atau susunannya adalah pendekatan susunan. Sedangkan pendekatan yang menguraikan masalah dengan cara melihat segi bentuk fisik masalah tersebut adalah pendekatan bentuk.
Yang terakhir pendekatan masalah dengan menyebutkan secara rinci suatu masalah dengan menyebutkan secara rinci beserta sifat-sifat penting yang menjadi cirri khas masalah tersebut dan pendekatan dengan memetakan masalah dengan cara menyebutkan tujuan yang hendak dicapai adalh pendekatan sifat dan pendekatan tujuan.
2.      Contoh
Menulis artikel merupakan merentangkan gagasan, dengan memaparkan suatu rangkaian kata demi kata, kalimat demi kalimat. Kata dan kalimat itu berbicara tentang sesuatu yang abstrak, konseptual, tak terwujud, dan tak tersentuh oleh fisik. Dengan demikian kita perlu contoh sehingga sesuatu yang abstrak dapat tergambarkan dalam benak pembaca. Karena bahasa yang paling mudah dipahami oleh seseorang adalah apabila dilengkapi dengan contoh konkret. [21]
Jadi jika kita dapat memberikan contoh yang nyata, pembaca akan dengan, mudah memahami maksud isi tulisan kita. Karena sesuatu yang abstrak jika dilengkapi dengan keterangan atau contoh konkret maka akan menjadi konkret pula.
3.      Perbandingan
Selain contoh terdapat hal lain yang dapat dengan jelas menguraikan isi artikel, yaitu perbandingan. Dengan memberikan perbandingan kondisi suatu masalah yang sama ditempat satu dengan tempat lainnya. Pembaca akan lebih mudah mengerti isi artikel yang kita buat.
4.      Kutipan
Cara selanjutnya dalam mengembangkan tulisan kita adalah dengan menyertakan kutipan. Kutipan dapat berasal dari tulisan atau buku karya orang lain hingga kitab suci. Selain itu kutipan juga dapat memperkuat pendapat kita dalam menyikapi atau memandang masalah yang kita bahas.
5.      Statistik
Statistik merupakan data berupa angka-angka sebagai hasil dari perhitungan. Data statistik bisa berfungsi sebagai penghidup angka-angka yang membisu, sehingga angka-angka bias “berbicara”.[22] Dengan demikian, para pembaca akan tidak mudah bosan dan dapat mengingat ide yang kita sampaikan dalam bentuk angka-angka.
6.      Penegasan
Penegasan yaitu menyatakan kembali suatu pokok masalah atau gagasan dengan penyusunan redaksi yang berbeda. Ini berarti kita dapat pula membubuhkan beberapa kalimat yang berisi penegasan pada pembaca. Penegasan ini sama dengan mengulang kembali beberapa poin penting dari seluruh gagasan yang sudah kita paparkan diawal namun menggunakan redaksi yang berbeda. Sehingga diharapkan pembaca dapat lebih mengingat kembali semua gagasan yang berkaitan dengan tema yang sedang dibahas.
d.      Teknik Menulis Penutup
Setelah seluruh bagian artikel dibuat yaitu judul, intro, dan isi. Maka kita berlanjut pada bagian akhir artikel yang juga pentingnya ialah penutup. Dengan menulis penutup yang tepat kita dapat mengakhiri artikel kita closing yang dapat membuat pembaca paham serta mengingat hingga memiliki pendapat tersendiri setelah membaca artikel kita.
Fungsi penutup diantaranya :
1.      Menegaskan kembali topic atau pokok bahasan dalam kalimat yang berbeda secara ringkas dan tegas dengan tujuan untuk meyakinkan khalayak pembaca.
2.      Mengakhiri dengan klimakas, penutup jenis ini langsung menegaskan kesimpulan yang cukup menyengat dan dapat dijadikan sebagai bahan renungan atau pemikiran pembaca.
3.      Persuasif, yaitu dengan mengajak khalayak untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang dianggap penting, relevan dan mendesak.
4.      Kutipan. Akhir menulis artikel bias diakhiri dengan kutipan. Kutipan bias kita ambil dari Kitab Suci, pendapat tokoh, ungkapan pribahasa, amsal, kata-kata mutiara dan lain sebagainya.[23]
f.       Contoh Artikel Jurnal Ilmiah
SEJARAH PEMIKIRAN IBNU RUSD
 TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Oleh : Ghazali Munir
Abstrak
Ibnu Rusyd adalah seorang filosof arab yang terakir dan terbesar di Barat, seorang rasionalis yang menguasai agama. Ia seorang yang ajaib dalam dunia filsafat. Disatu sisi, ia sebagai comentator of aristoteles, tetapidilain sisi doktrin tentag materialisme ditolaknya dengan spiritualitas agamanya. Dan inilah yang membuatnya menjadi “great” bagi nama ibnu Rusyd. Ia seorang rasionalis yang mempercayai wahyu sebagai pembimbing akal untuk sampai pada yang lebih tinggi dan sempurna.
Kata kunci : Epistemologi, Ibnu Rusyd Cordova Aristoteles, Rasio, wahyu
A.    Pendahuluan  
Nama Ibnu Rusyd lebih dikenal dikalangan orang-orang barat non muslim daripada dikalangan muslim sendiri. Namanya selalu dihubungkan dengan kebangkitan barat. Namnya selalu dihubungkan dengan gelar-gelar seperti: “ Greates Moslem philosopher”, “ Astronomer”, “ physician and Aristtotelian Comentator”. Namunhal ini tidak berarti bahwa Ibnu Rusyd tidak menguasai ilmu agama. Banyak karya monumentalnya yang cukup menjadi bukti atas kedalaman ilmu agamanya.
            Dia adalah kebangaan Cordova yang sulit dicari taranya. Anthony mutthing dalam bukunya The Arabs memberi komentar tentang Ibnu Rusyd : “ and Ibnu Rusyd, The last and the greatest of the Arabs philosophers, was a determined rationalist who subjected all but the most sacred tenets of Islam to the searching tests of reason”. (Ibnu Rusyd, seorang filosof Arabterakhir dan terbesar di Barat, adalah seorang rasionalis tulen yang telah menyingkapkan semuanya, tetapi dengan kepercayaan Islam yang sangat dalam segala percobaan penyelidikan akal).
            Prof. Najibullah dalam bukunya “Islamic Literatur” menyatakan:
“Averroes had a strange destiny in the annals of world philosophy: or the hands he was the great commentator on Aristotle, who was the uncontested cage, and onthe other, the worst doctrines of materialism, condemned by the spirituality of his own faith and by Christianity, were attributed to him”.
(Ibnu Rusyd adalah sosok manusia kontroversial, atau  dengan bahasa lain, sosok manusia ajaib di dalam catatan dunia filsafat. Di satu pihak dipuja sebagai Aristoelian Commentator, tetapi dipihak lain, doktrinnya tentang materialisme ditolak oleh kepercayaan agamanya yang spiritual dan bahkan oleh Kristen dimana namanya selalu dihubungkan kepadanya).
Justru di situlah terletk “great”nya nama Ibnu Rusyd. Meskipun di sana sini ada penolakan terhadap sebagian doktrinnya oleh agama sendiri (Islam), dan oleh Kristen, tetapi doktrin yang ditinggalkanya tetap hidup dan berkembang sepanjang zaman, dan untuk itu menarik sekali untuk dipeljari tetang epistemologinnya.
B.     Ibnu Rusyd (520-595 H/1126-1198 M)
1.      Biografi Ibnu Rusyd
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rusyd. Gelarnya ialah Abu Walied. Panggilan populernya Ibnu Rusyd.tetapi ensiklopedi Indonesia menyebutkanya Ibnu Rosyied. Di Eropa terkenal sebagai Averroes. Banya sebutan berbeda-beda dikalangan non Islam lantaran perbedaan kebiasaan lidah mereka untuk mentransfer huruf Arab menurut lidah mereka. Diantaranya ada yang menyebut : Ibn Rushd, Aven Rois, Abenruth, Liveroys, dan lain sebagainya.
Ibnu Rusyd dilahirkan pada tahun 520 H / 1126 M dikota Cordova, sebuah kota Metropolis Spanyol Muslim. Dia berasal dari sebuah keluarga Muslim Cordova terasyhur yang memegang jabatan tinggi Qadhi Besar selama dua generasi terakhir. Kakenya, Abul Walid Muhammad Ibnu Rusyd (1058 – 1126 M) adalah seorang ulama terkemuka dari madzhab Maliki, yang juga menjadi imam masjid agung Cordova.
Ibnu Rusyd muda memperoleh pendidikan dikota kelahiranya, yang merupakan pendidikan tertinggi di Barat. Tetapi sebelum memasuki pendidikan tinggi di kota Cordova, Ibnu Rusyd, sebagaimana layaknya para pakar ilmu yang lain, memperoleh pendidikan dasarnya dari rumah tempat dia tinggal dan diasuh serta dibesarkan oleh keluarganya.
Memang neneknya yang masyhur itu tidak sempat mengajar cucunya yang disayangi ini. Karena neneknya keburu pulang ke Rahmatullah setelah cucunya lahir beberapa bulan didunia. Ayahnya yang kemudian mengajarinya sebagai guru yang pertama baginya didalam ilmu-ilmu agama. Ilmu-ilmu yang dipelajari itu antara lain ialah ilmu Fiqh, Ushul, bahasa Arab, Kalam dan kesusastraan (adab). Pada saat itu Ibnu Rusyd telah dapat menunjukkan kecemerangan otaknya, karena kitab “Al-Muwaththa” karya Imam Malik yang menjadi acuan dan panutan umat Islam Andalusia dapat dihafalnya diluar kepala.
Dalam bidang Tauhid, Ibnu Rusyd berpegang teguh kepada paham Asy’ariyah yang ini membukakan jalan baginya untuk mempelajari ilmu Falsafah.
Muhammad Yusuf Musa menggambarkan perihal Ibnu Rusyd muda sebagai berikut: Ibnu Rusyd muda hidu dikeluarga yang sudah kita kenal akan kedudukannya yang tinggi didalam ilmu pengetahuan dan dalam jabatan kehakiman, mempunyai tingkat yang terhormat dikalangan para pembesar dan dapat mempelajari semua ilmu sampai membentuk Ibnu Rusyd menjadi besar dan populer disemua lapangan ilmu.
Sesudah Ibnu Rusyd menjadi besar dengan diriya dari asuhan keluarganya sendiri, kemudian melanjutkan studi di Universitas di Cordova yang cukup populer di zamanya. Sejarah tidak mencatat secara rinci, berapa usia Ibnu Rusyd ketika masuk sekolah dan kemudian ke Universitas. Tetapi Ibnu Rusyd sendiri pernah menerangkan bahwa setelah menyelesaikan studi di Universitas, dia langsung terjun di masyarakat. Dimana ketika itu berusia 28 tahun.
2.      Ilmu pengetahuan Ibnu Rusyd
Ilmu pengetahuan Ibnu Rusyd meliputi ilmu-ilmu agama dan umum. Yang paling mengagumkan dari ilmu pengetahuannya adalah penguasaan ilmunya yang meliputi ilmu pengetahuan agama dan umum sekaligus cabang-cabangnya. Dia terkenal sebagai ulama yang paling dalam ilmunya, terutama dilapangan ilmu yang termasyhur, karena karya monumentalnya” Bidayah al-Mujtahid”, sama halnya nama dia, menanjak tinggi sebagai sarjana filosof terbesar dengan gelar “ Komentator” buku-buku Aristoteles.
Ilmu ilmu agama yang dikuasai oleh Ibnu Rusyd meliputi:
1.      Ilmu Fiqh
2.      Ilmu Kalam ( teologi)
3.      Ilmu Kesusasteraan Arab
4.      Ilmu Tasawuf
5.      Ilmu Siyasah (politik)
Sedangkan ilmu- ilmu umumnya meliputi:
1.      Ilmu Filsafat
2.      Ilmu kedokteran
3.      Ilmu Astronomi
4.      Ilmu logika
5.      Ilmu Matematika
Memang, Ibnu Rusyd lebih dikenal sebagai seorang sarjana ilmu pengetahuan, dari pada sebagai seorang ulama dalam ilmu-ilmu agama. Oleh sebab itu namanya  lebih harum dijunjung tinggi dikalangan dunia pengetahuan terutama di dunia Barat, dari pada penghargaan dikalangan umat Islam.
      Selanjutnya mengenai filsafat ilmu Ibnu Rusyd nanti dibicarakan di belakanng setelah dibicarakan tentang epistemologi Islam.
Ibnnu Rusyd wafat pada hari kamis tanggal 9 shafar tahun 595 H bertepatan dengan 11 Desember 1198 M di kota Marakisy ibu kota Maroko wilayah paling barat dari Afrika utara.
C.    Epistimologi Islam
“ Epistimologi” berasal dari kata “ Epistem” dan “logos” . “ epistem” berarti pengetahuan atau tingkat pengetahuan, dan “ logos” berarti  ilmu pengetahuan. Sedang Harun Nasution menyatakan, bahwa Episteim berarti pengetahuan, dan Epistimologi ialah ilmu yang membahas tentang apa itu ppengetahuan dan bagaimana cara memperolehnya.
            Secara terminologis, epistimologi berarti ilmu pengetahuan atau cabang Filsafat yang berusaha untuk memperoleh pengetahuan khususnya pengetahuan yang bertingkat ilmiah atau mempunyai sifat ilmiah. Miska M. Amin menyimpulkan, bahwa epistimologi bersagkutan dengan masalah-masalah : a) Filsafat, yaitu yang berusaha mencari hakikat dan kebenaran pengetahuan ; b) metode, yang bertujuan mengantar manusia untuk memperoleh pengetehuan ; c) sistem, yang bertujuan untuk memperoleh realitas kebenaran pengetahuan itu sendiri.
            Dan epistimologi Islam ialah usaha-usaha manusia untuk menelaah masalah-masalah objektifitas, metodo, sumber serta validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakan subjek Islam sebagai titik – tolak ber – pikir. Dengan demikian ia membicarakan Epistimologi secara umum, namun dalam pengertian khusus ia membicarakan “ wahyu”dan “ ilham” sebagi sumber pengetahuan dalam Islam.
            Dalam Islam, wahyu sebagai sumber primer bagi seorang Nabi/Rosul, sedang bagi manusia pada umumnya sebagai sumber pengetahuan sekunder. Namun dilain pihak,ilham bisa menjadi sumber primer pengetahuan manusia, sebab dia diterima oleh seorang sebagai anugerah Allah SWT.
            Karena itu untuk sampai kepada pengertian epistimologi islam dapat diungkapkan dengan dua pendekatan :
1.      Genetious subjektious, ialah menempatkan islam sebagai pangkal berfikir
2.      Genetious objektious,ialah filsafat pengetahuan sebagai pangkal berfikir yang membahas islam sebagai objek kajian.
Dari dua hal tersebut diatas, tampak bahwa genetious subjektious lebih tepat digunakan, sebab filsafat pengetahuan sebagai hasil berfikir, tidak bermaksud untuk menafsirkan islam, tetapi dengan tujuan bagaimana memperoleh pengetahuan, metodologi serta bagaimana hakikat pengetahuan itu sendiri. Maka filsafat ilmu pengetahuan mengkaji bagaimana pengetahuan itu sendiri menurut pandangan islam, dan bagaimana kebenaran yang diperoleh. Sebagai tolok ukurny al-Qur’an yan diyakini kebenarannya secara mutlak menurut Islam.
Bertitik-tolak dari ayat-ayat al-Qur’an Ali Abd. Azhim menjelaskan sisitem al-Qur’an dalam bimbingan untuk sampai kepada pengetahuan (ma’rifat)secra ilmih dan praktis. Sendi itu menurut nalisisnya sendiri diatas dua sendi kokoh yang disebut dengan “sama” (mendengar) dan “aqal” (berfikir). Firman Alah:
¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ 3tò2Ï%s! `yJÏ9 tb%x. ¼çms9 ë=ù=s% ÷rr& s+ø9r& yìôJ¡¡9$# uqèdur ÓÎgx© ÇÌÐÈ  
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya.”(Qs. Qaaf:37).
            Secara rinci dua sendi itu dijabarka sebagai berikut : sendi pertama harus mengandung unsur-unsur:
1.      Seorang ilmuwan/ ‘alim tidak boleh bakhil dengan ilmunya
2.      Amanat ilmu harus dipelihara dengan baik
3.      Ilmu adalah kebenaran yang harus disebarluaskan kepada semua manusia
4.      Menghindari pemborosan waktu untuk berdebat kusir, baik dari sisi guru maupun murid
5.      Memenuhi panggilan kebenaran yang jelas dalilnya.
6.      Mencari yang bermanfaat dan berguna, sekaligus menghindari pembahasan-pembahasan yang tidak ada gunanya
7.      Memilih pengetahuan yang berguna untuk kebudayaan manusia
8.      Teliti memilih guru yang mengajarkan ilmu dan pengetahuan.
Sedang sendi kedua yaitu sendi” akal “ harus mengandung unsur-unsur:
1.      Bebas dari ikatan tradisi dan lingkungan.
2.      Menyelaraskan antara indera dan akal dalam eksperimen materiil dan spiritual.
3.      Membenarkan bahwa manusia memiliki potensi diluar akal dan pikiran yang disebut”hikmah’ atau “hadas”, bersifat supra rasional. Kadang juga disebut “al-bashirah al-mulhamah”.
            Jadi menurut al-Qur’an, sarana (wasilah) untuk memperoleh ma’rifah (epistimologi) dapat melalui: al-hawwas, al-‘aql al-bashirah al-mulhamah, dan taufiq Allah.
            Landas bagaiman epistimologi Ibnu Rusyd, sosokilmuwan sekaligus agamawan yang sudah berakulturasi dengan peradaban diluar islam. Apakah masih berada dibawah naungan al-Qur`an atau tidak., marilah kita kaji dibagian berikut ini dengan menggunakan pendekatan deskribtif yang analitik.
D.    Epistimologi Ibnu Rusyd
            Ibnu Rusyd brpendapat, bahwa seorang bayi dilahirkan dengan membawa kesiapan untuk menerima kenyataan-kenyataan, sehingga jika ia mulai belajar, maka kesiapan ini berubah menjadi akal aktual(fa’al). Akal ini selalu berkembang dan meningkat sampai ia bis berhubungan dengan akal yang tidak ada pada benda dan daripadanya mengambil pancaran ilham. Jalan yang akan menentukan untuk mencapainya ialah perkembangan segala pngetahuan dn peningkatan persepsi manuasia, karena ilmu (pengetahuan) semata adalah jalan kebahagiaan dan hubungn dengan lam akal dan alam ruh.
            Pendapat Ibnu Rusyd ini mencrminkan kebenaran Ibnu Rusyd sebagai seorang rasionalis yang tetap mempercayai ilham(wahyu) sebagai pembimbing kesempurnaan akal untuk mencapai tingkat perkembangannya yang lebih tinggi dan sempurna.
            Di dalam uraian makalh ketiga dari kitab “a-nafis” karya Aristoteles, Ibnu Rusyd menjelaskan secara panjang lebar mengenai teori “ epistemologi” atau “al-ma’rifah”, lebih jelas dari yang pernah dilakukan oleh para filosof islam. Didalam teori ini, Ibnu Rusyd memasukkan pikiran baru yang belum pernah dilakukan oleh para komentator-komentator Aristoteles terdahulu terutama al-Iskandar al-Afrudisi yang dinilainya oleh Ibnu Rusyd telah bernuat kesalahan dalam mengambil kesimpulan (natijah) karena kesalahannya karena kesalahannya dalam membuat permis atau mukadimah.
            Para komentator Aristoteles dan para filosof Islam sebelum Ibnu Rusyd menyimpulkan masalah “akal” kepada lima masalah pokok:
1.      Ada dua akal yang berbeda yang satu positif dan yang lain negatif
2.      Akal positif tidak akan rusak, tetapi akal negatif dapat rusak.
3.      Keasingan akal positif dari manusia dan berpusat diluar. Sinarnya terhadap manusia seperti matahari
4.      Kesatuan akal positif sekaligus keumumanya apabila hubungkan dengan semua person
5.      Akal positif ialah akal yang menguasai cakrawala terakir
            Kesimpulan-kesimpulan itu ada yang secara jelas ada di teks Aristoteles dan ada yang datang dari para komentator dengan asumsi bahwa kesimpulannya akan memperjelas teori gurunya, Aristoteles.
            Ibnu Rusyd mempunyai sikap yang berbeda dengan para filosof sebelumnya mengenaikesimpulan dari teks Aristoteles tersebut diatas.Menurut Ibnu Rusyd, salah satu diantara “nafs” adalah maudlu’ bagi akal atau dengan kata lain, akal merupakan salah satu dari bagian “nafs”.bagi Ibnu Rusyd seperti juga dikatakan oleh Ariestoteles, bahwa pengerak pertama adalah akal murni, bahkan diatas puncaknya, akal-akal abstrak(tidak berbeda). Keadaan ini mengharuskan adanya objek ilmu yang lebih tinggi, agar ada persesuaian antara zat yang mengetahui dengan perkara yang diketahui.
            Jelasklah dengan begitu, Ibnu Rusyd adalah tokoh pikir islam yang paling kuat, paling dalam pandangannya dan paling hebat pembelaannya terhadap akal dan filsafat, sehingga ia benar-benar menjadi “filosof rasional” dikalangan kaum Muslim. Pada garisbesar filsafatnya, ia mengikuti Aristoteles dan berusaha mengeluarkan kata-katanya yang sebenarnya dari celah-celah kata-kata Aristoteles dan alasan-alasannya. Ibnu Rusyd telah mampu mempertemukan antara agama dan filsafat.
            Oleh karena sumber akal dan wahyu (agama) adalah satu, maka keduanya tidak mugkin berawanan, bahkan harus saling membantu. Hanya saja karena wahyu melebihi akal, maka dalam keadaan perlawanan yang nyata, yang kedua (akal) harus tunduk pada agama/ wahyu.[24]

IV.             KESIMPULAN
artikel jurnal ilmiah ialah tulisan atau karya tulis yang merupakan hasil pemikiran atau hasil penelitian yang berisi informasi faktual dan menarik pembaca yang dimuat dalam media massa cetak khusus (jurnal).
Tujuan utama penulisan artikel jurnal ilmiah adalah untuk menciptakan kompetensi menulis di kalangan pendidik. Sebab, mental para dosen kita enggan menulis dan melakukan penelitian, walaupun perguruan tingginya sudah menyiapkan dana
Komponen artikel jurnalilmiyah adalah :
1.      Judul
2.      Nama penulis
3.      Abstrak dan kata kunci
4.      Bodi
a.       Pendahuluan
b.      Materi inti
c.       Metode
d.      Hasil penelitian
e.       Pembahasan hasil penelitian
5.      Penutup, simpulan, dan saran
6.      Daftar pustaka
Langkah-langkah menulis karya tulis ilmiah adalah:
1.      Tekhnik menulis judul
2.      Teknik menulis intro
3.      Teknik menulis isi
4.      Teknik menulis penutup


V.                PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat,  kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi para pemakalah.
























DAFTAR PUSTAKA
Dalman,  Menulis Karya Ilmiyah, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,
2012.
Munir, Ghazali, Dimas Jurnl Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan,
Semarang: PPM IAIN Walisongo. 2011.  
Sudarman, Paryati,  Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Sudjana, Nana,  Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Bandung: Sinar Baru,
1991.
Wibowo, Wahyu,  Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Wibowo, Wahyu,  Berani Menulis Artikel “Babak Baru Kiat Menulis
Artikel untuk Media Massa Cetak “, Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum, 2006.
















BIODATA PEMAKALAH
1.      Nama                           : Eka Yuli Indra Pratiwi
NIM                            : 123311046
Jurusan / Prodi            : Kependidikan Islam
TTL                             : Mataram, 29 juli 1994
SD / Mi                       : Mi Miftakhul Ahlaqiyah
SMP /MTS                  : Mts Fatahillah
SMA / MA                  : MA Nurussalam
Perguruan tinggi          :IAIN WALISONGO Semarang
 Alamat                        : JL. Beringin Raya No. 4 Rt 7/Rw 10, Wonosari, Ngaliyan Semarang.
Nomor  Telp                : 085641419710
Email                           : ekayuli638@gmail.com
2.      Nama                           : Ina Retno Ariani
NIM                            :123411001
Jurusan / Prodi            : Tadris Bahasa Inggris
TTL                             : Malang, 21 Januari 1995
SD /Mi                        : SD N 1 Protomulyo
SMP / MTS                 : SMP N  2 Kaliwungu
SMA / MA                  :SMA N 1 Kaliwungu
Perguruan Tinggi         : IAIN Walisongo Semarang
Alamat                         :Perum Kaliwungu Indah B14 No.6 Rt 11/ Rw X1, Protomulyo, Kendal 51372
Nomor Telp                 :089614856534
Email                           : niena.arien@gmail.com


[1] Nana Sudjana, Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Bandung: Sinar Baru, 1991, hlm. 55.
[2] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. vii.
[3] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 140.
[4] Dalman,  Menulis Karya Ilmiyah, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2012, hlm. 139.
[5] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 6.
[6] Whyu Wibowo, Berani Menulis Artikel “BabakBbaru Kiat Menulis Artikel untuk Media Massa Cetak “, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2006, hlm. 7.
[7] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 70.
[8] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 102.
[9] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 103.
[10] Dalman,  Menulis Karya Ilmiyah, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2012, hlm. 143.
[11] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 105.
[12] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 106.
[13] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 106-111
[14] Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 113
[15] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 146.
[16] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 148.
[17] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 149.
[18]  Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 150.
[19] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 155.
[20] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 159.
[21] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 161.
[22] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 162.
[23] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 163.
[24] Ghazali Munir, Dimas Jurnl Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan, Semarang: PPM IAIN Walisongo. 2011.  Hlm. 255-265.